Tabanan, BaliUpdate.id – Adanya salah satu sejarah kutukan raksasa yang dulu menghuni sebuah goa di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Tabanan.Yang sampai saat ini cerita tersebut secara turun-menurun tetap disampaikan ke generasi selanjutnya.
Terkait keberadaan sejarah tersebut menurut Bendesa Adat Sanggulan, I Ketut Suranata, Rabu,(26/1) di Desa setempat menyampaikan, secara singkat cerita tersebut, dimulai dari setiap karya pujawali di Pura bernama Peneduhan selalu digelar tarian rejang kala itu.
Akan tetapi, setiap penari rejang di posisi paling belakang, selalu hilang begitu saja. Saat itu sempat katanya prajuru desa kebingungan mencari penyebab hilangnya penari rejang paling belakang tersebut.
Saat digelarnya kembali pujawali selanjutnya di pura setempat penari rejang di posisi paling belakang ditandai dengan mengantungkan gabah pada tubuh penari tersebut Akan tetapi, penari tersebut akhirnya hilang juga entah kemana.
Selanjutnya karena, adanya gabah pada tubuh penari tersebut tercecer lah gabah tersebut ke tanah.Akhirnya ceceran tersebut ditemukan tercecer menuju goa berpenghuni raksasa.
“Raksasa tersebut disebutlah yang telah menculik penari rejang paling belakang,” katanya,
Singkat cerita raksasa tersebut akan dibunuh akan tetapi, tidak dapat dibunuh dengan senjata tajam.Akhirnya raksasa tersebut keluar kemudian menyampaikan, bahwa dirinya hanya dapat dibunuh menggunakan ranting pohon timbul.
Akan tetapi, raksasa tersebut memberi kutukan atas kematiannya di mana, krama Sanggulan secara turun-temurun tidak boleh mengkonsumsi sayur timbul.
“Warga Sanggulan sampai saat inipun tidak memakan sayur timbul,” sebutnya.
Krama istri yang telah menikah ke luar Banja Sanggulan pun tetap tidak berani mengkonsumsi sayur timbul sampai saat ini.
Sembari Dirinya menambahkan, rencana areal goa tersebut akan ditata sebagai objek wisata spiritual desa wisata kedepannya.(tmr)
