Denpasar, BaliUpdate- Inflasi di Provinsi Bali tercatat stabil dengan kenaikan hanya 0,07% (mtm) Oktober 2024, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,13%.
Secara tahunan, inflasi menurun dari 2,67% menjadi 2,51%, berkat normalisasi permintaan pasca Hari Raya Galungan dan Kuningan,
“Capaian ini menunjukkan bahwa inflasi Bali tetap berada di bawah angka nasional, yang mencatat inflasi bulanan 0,08% dan inflasi tahunan 1,71%,” jelas, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, (BI) Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Senin,(4/11/2024) di Renon, Denpasar.
Dirinya menyebutkan, Namun, dalam upaya menjaga stabilitas harga, sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten perlu terus diperkuat.
Kota Denpasar dan Kota Singaraja mengalami inflasi bulanan, sedangkan Kabupaten Badung dan Tabanan tercatat mengalami deflasi.
“Kenaikan harga kopi, buncis, tomat, dan cabai rawit menjadi pendorong utama inflasi bulan ini, dipicu oleh gangguan cuaca di negara produsen kopi serta berakhirnya masa panen untuk komoditas hortikultura,” paparnya.
Dirinya menyebut, menjelang November, beberapa risiko perlu diwaspadai, seperti, kenaikan harga BBM non-subsidi dan daging babi, serta tren peningkatan harga emas global.
Meskipun demikian, perluasan areal tanam padi yang telah mencapai 83,8% dari Kementan diharapkan dapat mendukung stabilitas inflasi.
Dirinya mengajak semua kabupaten atau kota di Bali dapat memperkuat langkah-langkah pengendalian inflasi secara konsisten, termasuk melalui operasi pasar murah dan program Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten).
“Dengan berbagai upaya ini, inflasi di Bali diharapkan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1% pada 2024,” tutupnya.(Tim)