Badung, BaliUpdate.id – Mungkin sebagian besar beberapa masyarakat belum mengetahui apa saja faktor penyebab seseorang cemburu. Adapun penjelasan terkait cemburu disamaikan, Akademisi Program Studi Psikologi, Dr. Ni Made Swasti Wulanyani., S.Psi., M.Erg, menurut Dirinya cemburu merupak, emosi negative yang dialami seseorang manakala merasa hubungannya dengan seseorang terancam karena kehadiran pihak ketiga. Rasa terancam timbul karena adanya rasa dan pemikiran tentang kepemilikan serta perhatian.
Misalnya, saja seorang anak yang merasa terancam hubungannya dengan ibunya saat adiknya lahir. Contoh lain adalah, seorang remaja yang merasa akan tidak mendapat perhatian lagi dari teman-temannya saat ada remaja lain yang baru masuk menjadi anggota kelompoknya. Dalam hubungan romantic, seorang pria merasa terancam saat pasangannya memiliki teman kerja yang lebih menarik dalam penampilan.
Dari definisi dan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya cemburu antara lain adalah: Merasa memiliki, Takut kehilangan atensi, Merasa rendah diri, atau Merasa kurang dihargai
“Tingkat atau kemunculan rasa cemburu berbeda-beda tergantung pada perpaduan dari kemampuan berpikir logis atau penalaran, kematangan emosional, pengalaman masa lalu contohnya dari lingkungan,” jelasnya, Sabtu,(29/1) di Badung.
Kondisi psikologis berkaitan dengan timbulnya rasa cemburu, misalnya, saja seseorang yang Self esteem atau self confidence nya rendah maka, akan cenderung merasa rendah diri, merasa atau berpikir bahwa dirinya tidak sebaik orang lain sehingga pasangan atau subjek lekatnya akan mengalihkan perhatian kepada orang lain.
Orang yang cenderung berkepribadian obsesif merasa sangat memiliki orang lain seutuhnya, Orang yang depresif akan selalu merasa rendah diri, Orang yang sangat bergantung pada orang lain akan merasa takut kehilangan pasangannya secara fisik maupun perhatian, Orang yang cenderung curiga (paranoid) akan selalu merasa memiliki saingan dalam mendapatkan perhatian, Orang yang hipersensitif tentu akan selalu merasa sekelilingnya negative. Bahkan ada cemburu yang patologis yaitu tetap merasa cemburu padahal tidak ada fakta yang sesuai dengan pemikiran negatifnya.
“Dengan demikian, orang-orang dengan diagnose depresi, paranoia, anxiety, skizoprenia, kelekatan berlebihan menjadi cukup rentan untuk mengalami cemburu.Cemburu adalah gabungan dari rasa terluka, cemas, dan marah sehingga tentu saja bisa mengarah kepada perbuatan agresif,” katanya.
Adapun dapat dilakukan dalam menekan uapaya meminimalisir cemburu tersebut kepada pasangan mulai dari, dibenahi cara berpikirnya, self esteemnya agar lebih menghargai diri sendiri dan meningkatkan kepercayaan dirinya, manajemen emosi, dan juga manajemen perilakunya. Sembari Dirinya menambahkan, upaya tersebut dapat dilakukan secara mandiri termasuk dalam rangka pencegahan cemburu yang berlebihan.
“Namun jika sudah mengarah ke patologis maka diperlukan bantuan dari professional (psikolog atau psikiater), pungkas Wulanyani. (tmr)