Denpasar, Baliupdate.id – Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali terus menunjukkan stabilitas hingga Desember 2024, didukung permodalan kuat, likuiditas memadai, dan risiko yang terjaga. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali mencatat pertumbuhan positif dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Penyaluran kredit perbankan di Bali mencapai Rp112,31 triliun, tumbuh 6,81 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit investasi melonjak 18,47 persen (Rp5,51 triliun), mencerminkan optimisme masyarakat terhadap perekonomian Bali, hal ini disampaikan, Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, belum lama ini dalam keterangan tertulisnya di Denpasar.
“Kenaikan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap pemulihan ekonomi di Bali,” katanya.
Dirinya menyampaikan, UMKM menjadi penerima terbesar kredit, mencapai 52,50 persen dengan pertumbuhan 5,99 persen. Sektor konsumtif mendominasi penyaluran kredit (34,14 persen), diikuti perdagangan besar dan eceran (28,79 persen).
Selanjutnya, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp10,81 triliun, melampaui target Rp8,91 triliun. Mayoritas disalurkan ke perdagangan (41 persen), pertanian (18 persen), dan industri pengolahan (12 persen).
Penghimpunan DPK mencapai Rp189,75 triliun, tumbuh 13,85 persen (yoy). Rasio Loan to Deposit (LDR) berada di 59,19 persen, menunjukkan fungsi intermediasi yang sehat.
“Kami akan terus mendorong perbankan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan likuiditas,” ucapnya.
Sembari Dirinya menambahkan, Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) gross di 2,94 persen dan NPL net turun menjadi 2,04 persen. Restrukturisasi kredit dan ekspansi kredit turut menekan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 11,96 persen dari sebelumnya 19,55 persen.
“OJK memastikan akan terus mendukung perbankan dengan kebijakan yang menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan manajemen risiko yang prudent,” pungkasnya.(Tim)