Denpasar, BaliUpdate.id – Keberadaan pengemis (gepeng) serta pengamen berpakaian adat Bali disebut dapat merusak citra Bali. Maka dari itu, diharapkan dapat dilakukan penertiban oleh pihak-pihak berwenang, namun tentu saja rasa kemanusiaan lebih dikedepankan dalam hal ini, itu disampaikan, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)
“Jadi pertama-tama tentu kita bina dulu, diajak bekerja bagi mereka yang tidak punya pekerjaan, atau dipulangkan. Kita tidak bicara sanksi, pokoknya kita kedepankan asas kemanusiaan terlebih dahulu. Jika terus dilakukan berulang-ulang baru akan dikenakan sanksi,” jelasnya, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Gepeng Dan Pengemis Jalanan bertempat di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Selasa (25/1).
Untuk alasan kurangnya mata pencaharian, pandemi Covid-19 selalu menjadi alasan klasik pengamen berpakaian adat bali setiap kali diamankan Satpol PP. Padahal aukan dari kelompok yang terdampak langsung dari pandemi ini.
Mereka bukan dari pekerja pariwisata. Kendatipun terdampak, namun tidak terlalu signifikan kondisinya tentu sangat menyayangkan fenomena tersebut.
“Jika dilihat dari peralatan yang mereka gunakan, harganya tergolong mahal. Bahkan membaca teks lagu melalui telepon pintar. Takutnya mereka ada yang membiayai,” ujarnya.
Dirinya membeberkan peran dan tugas instansi dilibatkan dalam rapat tersebut, Disnaker misalnya agar mampu memberi solusi tentang lahan pekerjaannya.
“Di Bali saat ini banyak ada proyek besar yang membutuhkan ribuan tenaga kerja. Untuk itu saya undang PUPR. Jika saja datang Kepala Dinas PUPR tentu dengan segera bisa memberikan jawaban. Meminta para kontraktor untuk mempekerjakan masyarakat lokal. Proyek besar dari pusat itu untuk memberikan lapangan pekerjaan,” bebernya.
Sementara Wagub Cok Ace juga meminta Dinas Perhubungan untuk menindaklanjuti dengan memulangkan mereka ke tempat asal jika mereka tidak mau bekerja.
“Sementara untuk Dinas PMA agar mau bekerjasama dengan Desa Pakraman dalam menertibkan mereka, dan Dinas Sosial ikut membantu terkait pemberdayaan serta tupoksi di instansi,” jelasnya.
Ia pun berharap, dengan penanganan yang lebih intens, mampu mengubah perilaku masyarakat tersebut.
“Saya juga ingin ubah mental mereka agar mau bekerja apapun dan di mana pun,” harapnya. (tmr)