Badung-Baliupdate.id Meskipun sempat beberapa kali adanya penerbangan dari luar negeri masuk ke Bali belum lama ini.Akan tetapi, kondisi tersebut ternyata belum sama sekali memberi angin segar khususnya bagi masyarakat pelaku usaha kecil salah satunya pedagang acung maupun jasa pijat misalnya disepanjang Pantai Legia, Badung.
Ibu Ni Wayan Mudin yang mengaku kondisinya masih sepi pengunjung khususnya warga negara asing (bule).Kedatangan wisman masih sangat dielu-elukan.Karena, selama 35 tahun menekuni profesinya sebagai pedagang acung ikat atau gelang rambut rata-rata kemampuan berbelanjanya cukup tinggi jika dibandingkan dengan tamu domestik.
“Ya, mudah-mudahan mereka dapat datang kembali ke Bali atau kesini (pantai Legian) khususnya,” jelasnya, Senin,(7/3) disela aktifitasnya menunggu pembeli di Pantai Legian, Badung.
Dari pengamatanya terkadang memang ada beberapa wisman berkunjung ke pantai akan tetapi rata-rata wisman tersebut memang telah menetap di Bali sebelumnya.
“Untuk, wisaman yang benar-benar datang dari luar negeri kesini saya rasa belum ada.Sebagian saya lihat memang tamu yang memang memiliki tempat tinggal di sekitar sini,” katanya.
Hal yang sama juga dirasakan salah satu pelaku jasa pijat disepanjang pantai Legian Ibu Ni Made Rundi yang juga puluhan tahun menekuni aktifitasnta sebagai tukang pijat.Menurut Dirinya, setelah Nyepi memang jarang erlihat wisatawan asing ke pantai.Kondisi belum bormalnya kinjungan seperti saat ini memang telah berlangsung selama 2 tahun sejak pandemi ini menerpa.
“Ya, lihat sendiri gus.Masih sepi begini,” cetusnya.
Jika musim ramai satu dua ada saja pengunjung memakai jasanya.Akan tetapi saat ini jangankan satu, dalam satu hari bisa tidak dapat sama sekali.Memang menurut Dirinya telah terlihat ada kunjungan tamu domestik akan tetapi masih sangat jarang memakai jasa pijat.
Kedua pelaku usaha ini sangat berharap dengan telah diperbolehkan beberapa wisatawan datang ke Bali semoga ada wisatawan datang ke pantai Legian.Sehinga, ada pemasukan buat menghidupi keluarga dan bayar hutang selama ini (tmr)