Denpasar, BaliUpdate.id – Survei Konsumen Bank Indonesia September 2024 menunjukkan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi Bali.
Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bali yang mencapai 145,7, naik dari bulan sebelumnya sebesar 139,8 dan tetap berada di zona optimis (indeks > 100).
Kenaikan ini didorong oleh stabilnya inflasi serta adanya perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang meningkatkan konsumsi masyarakat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, beberapa hari lalu,(Minggu,(13/10/2024) dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, menyampaikan, bahwa, peningkatan keyakinan konsumen di Bali, September 2024 ditopang oleh perbaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Kenaikan IKE disebabkan oleh meningkatnya seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama yang naik 7,1%, dari 119,5 menjadi 128,0. Selain itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja juga tumbuh 2,8%, dari 144,0 menjadi 148,0.
Di sisi lain, IEK Bali tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,6%, dari 145,5 menjadi 153,7.
Peningkatan ini didorong oleh kenaikan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan mendatang sebesar 8,0% menjadi 154,5, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha yang meningkat 7,0% menjadi 161,5, serta Indeks Ekspektasi Penghasilan yang tumbuh 1,8% menjadi 145,0.
Optimisme konsumen ini juga tercermin secara nasional, di mana IKK Indonesia berada pada angka 123,5, sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 124,4 namun tetap dalam kategori optimis.
“Survei Konsumen ini dilakukan Bank Indonesia setiap bulan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini serta harapan mereka terhadap kondisi ekonomi di masa depan,” ujarnya.
Dirinya mengtatakan, bahwa ekspektasi konsumen yang tetap positif berpotensi mendorong konsumsi rumah tangga, investasi, produktivitas, dan daya saing.
“Hal ini diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi Bali yang kuat. Namun, ia juga menekankan pentingnya langkah-langkah untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama melalui koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Bali guna memastikan stabilitas harga dan pasokan komoditas,” bebernya.
Dirinya menyampaikan, Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Bali terus berupaya menjaga inflasi dalam rentang target 2,5%±1%. Selain itu, langkah-langkah untuk mendukung petani, seperti menciptakan ekosistem pangan terintegrasi yang melibatkan Perumda sebagai offtaker, diharapkan mampu menjaga stabilitas harga dan keseimbangan margin antara harga di tingkat petani dan konsumen.
“Dengan berbagai langkah ini, diharapkan perekonomian Bali tetap tangguh dan mampu menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa mendatang,” pungkasnya.(TIM)