Denpasar, Baliupdate.id – Kekalahan, apalagi dalam momen penting, sering kali sulit diterima. Namun, kekecewaan yang berlarut-larut bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.
Psikolog Amadeandra Kusuma, M.Psi, memberikan beberapa tips untuk mengatasi kekecewaan dan menerima kekalahan dengan cara yang sehat.
Kusuma menjelaskan bahwa kekalahan adalah bagian dari proses yang memberi peluang untuk belajar dan berkembang.
“Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan refleksi dan evaluasi. Gunakan momen ini untuk menganalisis apa yang bisa diperbaiki dan fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol ke depannya,” ujarnya.
Jika tidak ditangani dengan baik, kekecewaan yang terus-menerus dipikirkan menurut Dirinya dapat memicu gangguan kesehatan, seperti kecemasan, depresi, bahkan insomnia dan tekanan darah tinggi.
Maka dari itu, ia menyarankan untuk mencari dukungan emosional dengan berbagi perasaan kepada keluarga, teman, atau kelompok pendukung. Hal ini bisa meringankan beban emosional yang dirasakan.
Selain itu, Kusuma menekankan pentingnya menyalurkan energi ke kegiatan positif, seperti olahraga atau hobi, guna mengalihkan perhatian dari rasa kecewa.
“Kegiatan tersebut bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres,” tambahnya.
Menurut Kusuma, ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya kekecewaan, seperti harapan yang tidak realistis, ego yang terluka, serta tekanan sosial dari lingkungan sekitar.
Jika rasa kecewa hanya berlangsung sesaat dan tidak mengganggu aktivitas, itu masih normal. Namun, jika berlarut-larut dan mengganggu kehidupan sosial atau pekerjaan, bahkan memengaruhi kesehatan fisik, perlu mendapat perhatian lebih, termasuk bantuan profesional.
Ia juga mengingatkan pentingnya membangun budaya sportivitas dan edukasi masyarakat untuk menerima hasil dengan lapang dada serta menghormati proses demokrasi.
“Komunikasi positif sangat penting. Hindari narasi kebencian atau saling menyalahkan, fokus pada solusi dan langkah ke depan,” katanya.
Terakhir, Kusuma mengajak masyarakat untuk mengutamakan kesehatan mental dan selalu mencari bantuan jika merasa tertekan atau mengalami emosi negatif berlebihan. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan, serta menciptakan forum diskusi yang sehat dan konstruktif.
“Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kekecewaan dapat dikelola dengan bijaksana, menjaga kesejahteraan mental, dan sosial masyarakat,” pungkasnya. (Tim)