Gianyar, Bali Zoo menyampaikan klarifikasi resmi terkait insiden yang melibatkan gajah betina bernama Molly, yang terseret arus sungai akibat hujan deras, Senin, 16 Desember 2024.
Menurut, Public Relations Bali Zoo, Emma Chandra, menyampaikan kronologis kejadian berawal, Senin, 16 Desember 2024, pukul 15.30 WITA, Molly, gajah betina berusia 37 tahun, sedang dipandu oleh mahout (pawang gajah) untuk kembali ke holding area setelah menyelesaikan kegiatan sosialisasi rutin.
“Aktivitas ini merupakan bagian dari perawatan harian Bali Zoo, gajah diberikan waktu untuk bermain, menjelajahi lingkungan, dan mendapatkan stimulasi mental serta fisik untuk menjaga kesejahteraan mereka,” ujarnya, Selasa,(17/12/2024) di Bali Zoo, Gianyar.
Dirinya menyebutkan, Rute perjalanan menuju holding area melewati sungai yang biasanya memiliki arus tenang Hujan deras yang terjadi menyebabkan debit air sungai meningkat secara tiba-tiba dan menciptakan arus yang sangat deras.
“Dalam situasi ini, Molly kehilangan keseimbangan dan terseret arus,” cetusnya.
Dirinya mengatakan, Dengan sangat berat hati, mendapat informasikan bahwa, Selasa, 17 Desember 2024, pukul 06.30 WITA, Molly ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sungai Cengceng, Sukawati, Gianyar.
“Segenap team di Bali Zoo sangat berduka atas kehilangan Molly, gajah betina yang selama ini telah menjadi bagian penting dari keluarga besar karni. Molly dikenal sebagai gajah yang baik dan bersahabat,” paparnya.
Dirinya menyampaikan, Saat ini, fokus dalam proses evakuasi untuk membawa Molly kembali ke Bali Zoo.
Kejadian ini sangat sulit untuk dihindari, namun kami berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional dan langkah mitigasi risiko, khususnya di musim hujan, demi memastikan keamanan seluruh satwa kami di masa mendatang.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada tim internal, pihak BKSDA Bali, don masyarakat lokal yang telah bekerja keras dalam proses pencarian Molly Dukungan dan perhatian Anda semua sangat berarti bagi kami dalam menghadapi situasi yang sulit ini,” paparnya.
Dirinya menambahkan, Proses Pencarian dan Penemuan Tim Bali Zoo bergerak cepat melakukan pencarian intensif dengan berkoordinasi bersama BKSDA Bali (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) di bawah arahan Kepala Balai BKSDA Bali, Bapak Ratna Hendratmoko dan Kepala Seksi II, Bapak Sulistyo Widodo dan BPBD Gianyar (Badarı Penanggulangan Bencana Daerah), serta melibatkan masyarakat lokal Pencarian dilakukan menyusuri aliran sungai dan area sekitarnya secara manual dan dengan bantuan pemantauan lapangan.