Badung, BaliUpdate.id, Pemerintah Indonesia, bersama para pemimpin kesehatan global dan mitra, menyerukantindakan cepat untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat global berupa tuberkulosis(TBC) melalui pendekatan inovatif dan transformatif.
Dalam pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, para pemangku kepentinganglobal seperti, Gates Foundation, FIND, dan TB Alliance menyampaikan visi mereka tentanginovasi dan aksi kolaboratif untuk membawa perubahan paradigma dalam pencegahan,diagnosis, dan pengobatan TBC.
Pertemuan ini diadakan menjelang Konferensi Dunia tentang Kesehatan Paru 2024, yang menandai langkah besar dalam upaya global untuk menangani salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia.
“Untuk mengeliminasi TB, kita harus mengadopsi solusi inovatif,meninjau bukti yang ada, dan membangun alat baru yang memungkinkan pencegahan,diagnosis, dan pengobatan secara dini dan efisien. Hari ini, saya berharap mitra kesehatanglobal dan pemimpin industri dapat membantu merumuskan visi untuk menghadirkanperubahan paradigma ini dalam cara kita mencegah, mendeteksi, dan mengobati TB.” ujar, Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Senin,(11/11/2024) dalam kesempatan tersebut di Nusa Dua, Badung.
Ia juga mendesak negara-negara lain untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan serta mengadopsi inovasi untuk mencapaitarget eliminasi TBC.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif The Union, Casandra Kelly Cherino, menekankan pentingnya upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipiluntuk memajukan pengembangan alat-alat baru dan memastikan alat-alat tersebut menjangkaumereka yang paling membutuhkan.
Selanjutnya, Kepala Transformasi/CEO FIND, Dr. Ifedayo Adetifa,menekankan bahwa mempercepat akses ke diagnostik yang terjangkau dan akurat adalah kunci untuk memungkinkan diagnosis dini dan pengobatan bagi orang dengan TBC, sehingga dapat memutus rantai penularan dalam komunitas.
“Menyoroti komitmen FIND untuk mengembangkan dan memperluas alat TBC inovatif di negara-negara berpenghasilan rendahdan menengah, ia menyatakan, berupaya mengembangkan tes diagnostik yang lebihbaik, terjangkau, dan bisa diakses di tempat layanan, yang akan membantu mengidentifikasiorang yang terkena TB dengan lebih tepat waktu,” jelasnya.
Dirinya mengatakan, TBC adalah penyakit menular paling mematikan di dunia, dengan lebih dari 10 juta orangterinfeksi setiap tahunnya. TB Alliance berdedikasi untuk memerangi pandemi ini dan berupayamengurangi durasi pengobatan secara signifikan.
Selanjutnya, Presiden dan CEO TB Alliance, Dr. MelSpigelman, membagikan visi berani “satu demi satu” untuk merevolusi pengobatan TBC.
“Strategi ini bertujuan untuk mengurangi durasi perawatan TBC menjadi hanya satu hari untuk infeksi TBC laten dan satu bulan untuk infeksi TBC aktif,” ujarnya.
Dirinya menyampaikan, TB Alliance berupayamenyederhanakan perawatan, meningkatkan kepatuhan, dan mempercepat kemajuan menujudunia bebas TBC melalui penelitian canggih dan terobosan ilmiah yang menjanjikan.
Pendekatan ini bukan hanya bisa dicapai, tapi juga sudah berada dalam jangkauan kita.
“Laporan TB Global 2024 menunjukkan bahwa perkiraan jumlah kasus TBC baru mulai stabil,dengan 10,8 juta kasus tercatat pada 2023, sedikit meningkat dari 10,7 juta pada 2022.Sebagian besar insiden TBC baru (87%) terjadi di 30 negara yang memiliki beban tinggi,dengan India, Indonesia, China, Filipina, dan Pakistan menyumbang lebih dari separuh totalglobal,” paparnya.
Dirinya menyebutkan, Indonesia termasuk dalam negara-negara dengan beban TBC tertinggi,komitmen politik yang kuat dari pemerintah baru menempatkan negara ini sebagai contohglobal melalui adopsi dan implementasi alat inovatif untuk mengatasi tantangan kesehatanmasyarakat ini.
Upaya memperkuat sistem kesehatan meliputi pengembangan alat diagnostik TBC yangdiproduksi secara lokal, peningkatan signifikan anggaran nasional untuk TBC, serta menjadikanIndonesia sebagai salah satu lokasi uji klinis untuk vaksin TBC baru.
“Selain itu, Indonesiamemperluas penggunaan rejimen pengobatan yang lebih singkat untuk TBC resisten obat,dengan tujuan meningkatkan hasil dan aksesibilitas,” ucapnya.
Selanjutnya, para pemangku kepentingan industri seperti BioFarma, Kalgen DNA, FujiFilm,Beckton Dickinson, dan lainnya menyatakan komitmen mereka untuk mengembangkan solusi,termasuk diagnostik, pengobatan, dan vaksin, yang lebih aman, sederhana, dan efektif untukmengakhiri TBC.
“Mereka juga menyoroti peran kolaborasi publik-swasta dalam mempercepatpenelitian dan pengembangan (R&D), serta memastikan akses tepat waktu terhadap alat-alatTBC yang menyelamatkan jiwa di Indonesia dan seluruh dunia,” tutupnya.(Tim)